#Review_Film_DIBAWAH_LINDUNGAN_KA’BAH



 
DIBAWAH  LINDUNGAN KA’BAH

Review Film Dibawah Lindungan Ka’bah.

            Minangkabau di Sumatra Barat tahun 1920-an, seorang pemuda yang bernama Hamid yang lahir dari keluarga tidak mampu dan hanya dibesarkan seorang Ibu, ayah nya hamid sudah meninggal dari Hamid berumur 4 tahun. Zainab adalah anak dari H. Ja’far yaitu orang terpandang dikampung tersebut. Hamid dan Zainab bersal dari keluarga yang berbeda latar belakang. Zainab yang berasal dari keluarga yang kaya dan terpandang, dan Hamid hanya seorang anak pembantu, Mak Hamid (Ibu Hamid) hanya seorang pembantu dirumah H. Ja’far. Hamid yang disekolahkan oleh H. Ja’far dapat menempuh pendidikan agama. Berhasil lulus dan Hamid pun mengajar/menjadi guru. Karena di kebudaya padang laki-laki dan perempuan dipisahkan pada pondok pesantren yang berbeda. Mereka berdua sering bertemu di balik pagar kayu dan saling mengobrol balik pagar tersebut. Pertemuan demi pertemuan membuat mereka saling jatuh cinta, namun karena perbedaan status sosial yang berbeda sedikit mendapatkan kendala untuk mereka ingin bersama. Cobaan demi cobaan mereka hadapi dari Hamid yang diusir karena Hamid menyelamatkan Zainab yang tenggelam dan memberi nafas buatan (secara hukum islam itu sangat diharamkan karena bukan mukhirm nya. apalagi dilingkungan pesantren dan itu disaksikan oleh ketua adat dan H. Ja’far (ayah Zainab) ) dan Hamid pun diusir dari kampung karena bertindak yang tidak sopan itu. Dan Zainab yang akan segera di Jodohkan oleh Arifin saudagar kaya. Dan ibunda Zainab pun seperti tidak setuju kalau anak nya mencintai Hamid. Selalu dihalang-halangin setiap kali Hamid ingin bertemu Zainab. Dan sampai pada akhirnya Hamid pun seperti putus asa akan mendapatkan cinta Zainab. Sampai pada akhirnya Hamid ingin memutuskan pergi dari kampung itu dan pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah Haji. Sampai pada waktunya Hamid berpamitan dengan Ibunda Zainab, Hamid pun ingin bertemu pada Zainab ingin sekedar berpamita tapi Ibunda Zainab menghalangi Hamid untuk bertemu. Dengan alasan Zainab pergi kepasar. Akhirnya Hamid pun pergi dengan berat hati meninggalkan rumah Zainab. Akhirnya ibunda Zainab bilang kepada Zainab, bahwa Hamid pergi meninggalkan kampung halaman. Zainab pun mengambil sepeda nya dan segera ke stasiun. Hamid pun sudah berada didalam keretadan Hamid keluar dan berdiri didepan pintu kereta setelah mendengarkan teriakan Zainab. Hamid tidak berbicara apa apa hanya melihat dari kejauhan. Hari demi-demi hari Zainab lalui tanpa kehadirian hamid atau kabar dari Hamid. Kesehatan Zainab pun terganggu karena dan ibunda Zainab tidak membolehkan Zainab keluar kamar. Pada akhirnya Saleh sahabat kecil Zainab ingin naik Haji. Zainab pun menitipkan surat kepada Saleh untuk diberikan kepada Hamid disana. Dan pada akhirnya Zainab pun meninggal dunia, Saleh yang menyebunyikan kabar kepada Hamid bahwa Zainab meninggal dunia. Pada akhirnya Saleh yang bertemu dengan Hamid memberi tau bahwa Zainab telah meninggal dunia. Setelah dikasih tau kabar tersebut Hamid pun meninggal dihadapan Ka’bah.

Kutipan kata-kata :
(‘ Ketika dunia tidak merestui cinta kita, kita punya Allah yang merestuinya’) - Zainab
(‘ Tuhan memberikan ku kekuatan luar biasa terus mencintai, bahkan disaat saat ku kalah, cinta ku tak dibiarkan lekang dan hilang’) – Hamid
Pemain :
Herjunot Ali sebagai Hamid
Laudya Cynthia Bella sebagai Zainab
Niken Anjani sebagai Rosna
Tarra Budiman sebagai Saleh
Jenny Rachman sebagai ibu kandung Hamid
Widyawati sebagai ibunda Zainab
Didit Petet sebagai Haji Ja’far
Ajun Perwira sebagai Arifin

Komentar

Postingan Populer