Sistem Kerja Transmisi Otomatis dan Sistem Kerja Manual pada Sepeda Motor
Sistem
Kerja Transmisi Otomatis dan Sistem Kerja Manual pada Sepeda Motor
Pendahuluan
Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi
jalan dan kondisi pembebanan, yang umumnya menggunakan perbandingan roda gigi.
Sebagaimana yang kita ketahui transmisi adalah bagian terpenting bagi
sepeda motor atau kendaraan bermesin. Disini saya akan membahas prinsip kerja
dari transmisi otomatis dan manual. Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana
mengubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan putaran yang
diinginkan, dan transmisi merupakan inti dari bagian mesin. Ada dua tipe
transmisi yaitu otomatis dan manual, dimana setiap komponen memiliki prinsip
kerjanya masing-masing serta kelebihan dan kekurangannya, dan perawatannya juga
berbeda.
Tujuan
1.
Mengetahui prinsip kerja dari transmisi otomatis
dan manual
2.
Mengetahui komponen dari trasmisi otomatis dan
manual
Pembahasan
Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi
jalan dan kondisi pembebanan, yang umumnya menggunakan perbandingan roda gigi.
Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana mengubah kecepatan putaran suatu poros
menjadi kecepatan putaran yang diinginkan. Gigi transmisi berfungsi untuk
mengatur tingkat kecepatan dan momen mesin sesuai dengan kondisi yang dialami
sepeda motor.
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling,
transmisi, penggerak akhir (final drive). Fungsi transmisi adalah untuk
mengatur perbedaan putaran antara mesin dengan putaran poros yang keluar dari
transmisi. Pengaturan putaran ini dimaksudkan agar kendaraan dapat bergerak
sesuai beban dan kecepatan kendaraan. Transmisi manual adalah transmisi
kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan secara langsung oleh pengemudi.
Rangkaian pemindah pada transmisi manual tenaga berawal dari sumber tenaga
(engine) ke sistem pemindah tenaga yaitu masuk ke unit kopling (clutch), diteruskan
ke transmisi (gear box), kemudian menuju final drive. Final drive adalah bagian
terakhir dari sistem pemindah tenaga yang memindahkan tenaga mesin ke roda
belakang.
Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya
dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Nama dan fungsi
komponen transmisi otomatis.
Komponen transmisi otomatis adalah sebagai berikut:
1) Puli Penggerak/ puli
primer ( Drive Pulley/ Primary Pulley)
Puli primer adalah komponen yang berfungsi mengatur kecepatan sepeda
motor berdasar gaya sentrifugal dari roller, yang terdiri dari beberapa
komponen berikut:
b) Dinding luar puli
penggerak dan kipas pendingin
Dinding luar puli penggerak merupakan komponen puli penggerak tetap.
Selain berungsi untuk memperbesar perbandingan rasio di bagian tepi komponen
ini terdapat kipas pendingin yang berfungsi sebagai pendingin ruang CVT agar
belt tidak cepat panas dan aus.
b) Dinding dalam puli
penggerak (movable drive face)
Dinding dalam merupakan komponen puli yang bergerak menekan CVT agar
diperoleh kecepatan yang diinginkan.
c) Bushing/bos puli
Komponen ini berfungsi sebagai poros dinding dalam puli agar dinding
dalam dapat bergerak mulus sewaktu bergeser.
d) 6 buah peluru sentrifugal
(roller)
Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk
menekan dinding dalam puli primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja
roller, semakin berat rollernya maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong
movable drive face pada drive pulley sehingga bisa menekan belt ke posisi
terkecil. Namun supaya belt dapat tertekan hingga maksimal butuh roller yang
beratnya sesuai. Artinya jika roller terlalu ringan maka tidak dapat menekan
belt hingga maksimal, efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang. Harus
diperhatikan juga jika akan mengganti roller yang lebih berat harus
memperhatikan torsi mesin. Sebab jika mengganti roller yang lebih berat bukan
berarti lebih responsif. karena roller akan terlempar terlalu cepat sehingga
pada saat akselerasi perbandingan rasio antara puli primer dan puli sekunder
terlalu besar yang kemudian akan membebani mesin.
Jika roller rusak atau aus harus diganti, karena kalau tidak segera
diganti penekanan pada dinding dalam puli primer kurang maksimal. Kerusakan
atau keausan roller disebabkan karena pada saat penekanan dinding puli terjadi
gesekan antara roller dengan dinding dalam puli primer yang tidak seimbang,
sehingga lama-kelamaan terjadi keausan pada roller.
e) Plat penahan
Komponen ini berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat
bergeser ke arah luar sewaktu terdorong oleh roller.
f) V belt
Berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli
sekunder. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya.
Besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros crankshaft
poros primary drive gear shift. V-belt terbuat dari karet dengan kualitas
tinggi, sehingga tahan terhadap gesekan dan panas.
B) Puli yang digerakkan/ puli
sekunder (Driven Pulley/ Secondary Pulley)
Puli sekunder adalah komponen yang berfungsi yang berkesinambungan
dengan puli primer mengatur kecepatan berdasar besar gaya tarik sabuk yang
diperoleh dari puli primer.
a) Dinding luar puli
sekunder
Dalam gambar 2.3.(a) sebelah atas adalah dinding luar puli sekunder.
Bagian ini berfungsi menahan sabuk / sebagai lintasan agar sabuk dapat bergerak
ke bagian luar. Bagian ini terbuat dari bahan yang ringan dengan bagian
permukaan yang halus agar memudahkan belt untuk bergerak.
b) Pegas pengembali
Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi puli ke posisi
awal yaitu posisi belt terluar. Prinsip kerjanya adalah semakin keras per maka
belt dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. Namun
kesalahan kombinasi antara roller dan per CVT dapat menyebabkan keausan bahkan
kerusakan pada sistem CVT. Berikut beberapa kasus yang sering terjadi:
1. Per CVT yang terlalu
keras dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus karena belt tidak mampu
menekan dan membuka driven pulley. Belt semakin lama akan terkikis karena panas
dan gerakan berputar pada driven pulley.
2. Per CVT yang terlalu
keras jika dipaksakan dapat merusak clutch / kupling. Panas yang terjadi di
bagian CVT akibat perputaran bagian-bagiannya dapat membuat tingkat kekerasan
materi partsnya memuai. Pada tingkat panas tertentu, materi parts tidak akan
sanggup menahan tekanan pada tingkat tertentu pula. Akhirnya per CVT bukannya
melentur dan menyempit ke dalam tapi justru malah bertahan pada kondisi yang
masih lebar. Kopling yang sudah panas pun bisa rusak karenanya.
c) Kampas kopling dan rumah
kopling
Seperti pada umumnya fungsi dari kopling adalah untuk menyalurkan
putaran dari putaran puli sekunder menuju gigi reduksi. Cara kerja kopling
sentrifugal adalah pada saat putaran stasioner/ langsam (putaran rendah),
putaran poros puli sekunder tidak diteruskan ke penggerak roda. Ini terjadi
karena rumah kopling bebas (tidak berputar) terhadap kampas, dan pegas
pengembali yang terpasang pada poros puli sekunder. Pada saat putaran rendah
(stasioner), gaya sentrifugal dari kampas kopling menjadi kecil sehingga sepatu
kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik kearah poros puli sekunder
akibatnya rumah kopling menjadi bebas. Saat putaran mesin bertambah, gaya
sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kampas kopling mencapai rumah
kopling dimana gayanya lebih besar dari gaya pegas pengembali.
d) Dinding dalam puli
sekunder
Bagian ini memiliki fungsi yang kebalikan dengan dinding luar puli
primer yaitu sebagai rel agar sabuk dapat bergerak ke posisi paling dalam puli
sekunder. Bagian ini ditunjukkan pada gambar 2.3. (a) sebelah atas.
e) Torsi cam
Apabila mesin membutuhkan membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu
jalan yang menanjak maka beban di roda belakang meningkat dan kecepatannya
menurun. Dalam kondisi seperti ini posisi belt akan kembali seperti semula,
seperti pada keadaan diam. Drive pulley akan membuka sehingga dudukan belt
membesar, sehingga kecepatan turun saat inilah torsi cam bekerja. Torsi cam ini
akan menahan pergerakan driven pulley agar tidak langsung menutup. Jadi
kecepatan tidak langsung jatuh. Bagian ini ditunjukkan dengan gambar 2.3.(a)
komponen kecil dan alur pada poros.
C) Gigi reduksi Komponen ini
berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari cvt agar dapat
melipat gandakan tenaga yang akan dikirim ke poros roda. Pada gigi reduksi
jenis dari roda gigi yang digunakan adalah jenis roda gigi helical yang
bentuknya miring terhadap poros.
Keuntungan Sistem CVT
1.
Memberikan perubahan kecepatan dan perubahan
torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis.
2. Perbandingan
rasio gigi yang sangat tepat tanpa harus memindahan gigi.
3. Tidak
akan terjadi hentakan saat perpindahan gigi.
4.
Perpindahan kecepatan yang sangat lembut.
Kerugian CVT
1.
Untuk start pertama dibutuhkan putaran yang
tinggi
2. Pembukaan
gas cenderung besar, karena dibutuhkan putaran tinggi untuk bisa berjalan dan
berpidah rasio
3. Penggunaan
bensin lebih boros
4. Karena
lebih banyak bekerja pada putaran tinggi dimungkinkan mesin lebih cepat rusak
jika tidak mendapatkan perawatan yang
lebih
5. Pada
saat jalan menurun, engine brake yang terjadi sangat kecil, sehingga cenderung
mengerem dan rem akan terbakar
6.
Karena kecilnya engine breke ini akan
menimbulkan motor sulit dikendalikan saat jalan menurun. untuk itu tidak
disarankan menggunakan motor matic di kondisi jalan menanjak dan menurun bagi
yang belum berpengalaman.
Transmisi Manual
Transmisi manual adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya
dilakukan secara langsung oleh pengemudi. Rangkaian pemindah pada transmisi
manual tenaga berawal dari sumber tenaga (engine) ke sistem pemindah tenaga
yaitu masuk ke unit kopling (clutch), diteruskan ke transmisi (gear box),
kemudian menuju final drive. Final drive adalah bagian terakhir dari sistem
pemindah tenaga yang memindahkan tenaga mesin ke roda belakang.
Prinsip kerja dari system transmisi manual :
Ketika pedal atau tuas transmisi
ditekan. Maka poros pemindah gigi akan berputar. Dan bersama itu lengan pemutar
shift drum akan mengait dan mendorong shift drum hingga bisa berputar. Shift
drum tersebut dipasang dengan garpu pemilih gigi yang diberi pin. Pin tersebut
akan mengunci garpu pemilih pada bagian ulir cacing. Supaya shift drum bisa
berhenti berputar pada titik yang dikehendaki, maka bagian lain yang dekat
dengan pemutar shift drum dipasang dengan sebuah roda yang dilengkapi pegas dan
juga bintang penghenti putaran shift drum. Penghentian putaran shift drum ini
akan berbeda pada tiap jenis sepeda motor, namun pada prinsipnya sama.
Garpu pemilih gigi terhubung
dengan gigi geser (sliding gear). Gigi geser tersebut kemudian akan bergerak ke
kanan maupun ke kiri mengikuti gerak garpu pemilih gigi. Dan setiap pergerakan
dari gigi geser tersebut akan mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki dengan
bagian poros tempat gigi tersebut berada.
Gigi geser baik yang ada pada
poros utama maupun yang berada di poros pembalik atau poros output, tidak bisa
berutar bebas pada porosnya. Dan ini berbeda dengan gigi kecepatan (kecepatan
1-4 atau seterusnya), nah gigi-gigi percepatan tersebut bisa bebas berputar
pada masing-masing porosnya. Sehingga yang dimaksud dengan gigi masuk pada
sepeda motor sebenarnya adalah mengunci gigi kecepatan degan poros tempat gigi
itu berada, yang mengunci adalah gigi geser.
Berikut adalah komponen utama
dari system transmisi manual :
1. Transmission
Case : tempat berdiamnya semua komponen transmisi
2. Shift
fork : garpu pemindah gigi
3. Input
shaft : meneruskan putaran dari kopling ke transmisi / counter gear
4. Counter
gear : berfungsi untuk meneruskan putaran dari input shaft ke gigi percepatan
5. Gigi
percepatan : merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban
mesin dan kondisi jalan)
6. Hub
sleave : mengunci sinkromes dengan gigi percepatan sehingga memungkinkan ouput
shap bisa berputar dan berhenti
7. Sinkronizer
ring / Singkromes : komponen transmisi yang memungkinkan perpindahan gigi pada
transmisi dapat bekerja/hidup
8. Reverse
gear : gear perubah arah putaran output shaft sehingga memungkinkan kendaraan
bisa bergerak mundur
9. Main
bearing : sebagai bantalan output shaft
10. Output
shaft : untuk meneruskan putaran dari transmisi ke propeller shaft extension
housing, berfungsi sebagai penutup output shaft sekaligus dudukan tongkat
perseneling.
Kelebihan
1. Perawatan
komponen lebih ringan dibandingkan system transmisi otomatis.
2. Untuk
start pertama dibutuhkan putaran yang rendah
3. Pembukaan
gas cenderung kecil, karena diputaran rendah untuk bisa berjalan.
4.
Penggunaan bensin lebih irit.
Kekurangan
1. Proses
pemindaha tenaga manual
2. Perbandingan
rasio harus memindahan gigi.
3. Perpindahan
kecepatan yang sangat kasar.
4.
terjadi hentakan saat perpindahan gigi.
Kesimpulan
Dari perbandingan
diatas, motor dengan transmisi manual lah yang sangat mudah untuk dikendalikan
dengan minim perawatan (meskipun harus tetap diperhatikan perawatannya) namun
berbeda jauh dengan system transmisi otomatis yang sangat banyak komponen
pendukungnya seperti pada cvt, kalo tidak sering sering dicek bisa terjadinya
masalah pada system transmisi. Maka dari itu system manual lah yang dianggap
sangat mudah perawatannya untuk dipakai sehari-hari, dan tidak lupa untuk
mengganti oli mesin secara berkala.
Bukan berarti
system otomatis (matic) itu buruk, tetapi semua itu kembali pada selera
masing-masing. Tapi banyak pabrikan jaman sekarang yang berlomba-lomba
menciptakan sytem otomatis yang sangat mudah perawatannya, dan sangat mudah
dikendalikan menurun atau menanjak karena sudah dibekali dengan system combi
break / ABS. tidak perlu khawatir harus memilih motor manual atau motor matic.
Semua itu dikembalikan ke diri anda masing-masing.
Excellent) Good Article
BalasHapus