Baku Mutu Limbah Cair


1.     Baku Mutu Limbah Cair Perhotelan

        Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga sehingga tidak meyebabkan dilampauinya baku mutu air. Limbah perhotelan pada umunya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.    Senyawa fisik :
· berwarna
· mengandung padatan

2.    Senyawa kimia organiak :
· mengandung karbohidrat
· mengandung minyak dan lemak
· mengandung protein
· mengandung unsur surfactan antara lain detergen dan sabun

3.    Senyawa kimia inorganik :
· mengandung alkalinity
· mengandung Khloride
· mengandung Nitrogen
· mengandung Phospor
· mengandung Sulfur

4.    Unsur Biologi :
· mengandung protista dan virus Rata-rata karakteristik limbah perhotelan adalah sebagai berikut:
· Konsentrasi BOD di dalam air limbah 200 – 300 mg/lt.
· Konsentrasi SS di dalam air limbah 200 –250 mg/l.

Menurut Morimura dan Soufyan standar pemakaian air untuk  hotel adalah 250-300 liter per orang tamu per hari, dan untuk karyawan adalah 120 – 150 liter per karyawan per hari. Biasanya karyawan yang masuk dibagi dalam tiga (3) shif kerja, sehingga misalkan jika jumlah seluruh karyawan 120 orang, maka rata-rata
setiap shif kerja ada 40 orang. Dengan demikian jumlah pemakaian air untuk karyawan dihitung untuk 40 orang x jumlah pemakaian air setiap hari (120 – 150 liter/hari).
Contoh :
Untuk hotel dengan jumlah kamar = 110 kamar, Kapasitas maksimal tamu (60 kamar single bad, 50 kamar double bad) = 160 orang

Jumlah karyawan 120 orang dibagi menjadi 3 shif, jadi tiap shif 40 orang. Diasumsikan bahwa seluruh pemakaian air akan menjadi air limbah, maka jumlah limbah maksimum adalah sebagai berikut :

Jumlah pemakaian air oleh tamu     = 160 org x 300 liter/orang hari
                                                                = 48.000 liter per  hari
                                                                = 48 m3/hari.

Jumlah pemakaian air oleh karyawan     = 40 x 150 liter/orang
                                                                        = 6.000 liter/ hari
                                                                        =6m3/ hari.
Total pemakaian air maksimum                = ( 48 + 6 ) m3/hari
                                                                        = 54 m3/hari.
dibulatkan menjadi                                      = 60 m3 per hari.

Jadi jumlah limbah cair maksimum yang dihasilkan oleh hotel tersebut (pada tingkat hunian kamar penuh) adalah 60 m3 per hari.

A.  Baku Mutu Limbah Cair Perhotelan
Untuk menentukan sistem pengolahan limbah diperlukan pemilihan teknologi yang tepat, agar biaya investasi IPAL tersebut murah. Disamping itu, biaya operasional IPAL nantinya juga harus murah, namun harus dapat memberikan hasil olahan yang memenuhi baku mutu limbah buangan sesuai dengan baku mutu limbah buangan yang berlaku. Baku mutu limbah cair hotel adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan. Baku mutu limbah cair perhotelan telah ditetapkan dengan Kep. Men. LH No. : KEP-52/MENLH/10/1995 tentang “Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel” tanggal 23 Oktober 1995, seperti pada Tabel berikuTabel Baku Mutu Limbah Cair Perhotelan
PARAMETER
KADAR MAKSIMUM (mg/L)
BOD5
COD
TSS
pH
30
50
500
6,0-9,0

B.   Teknologi Pengolahan Limbah Cair Perhotelan
Untuk memilih teknologi pengolahan limbah yang tepat
banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
·laju aliran limbah,
·kualitas air buangan dan sifatnya (karakteristik limbah),
·ketersediaan lahan,
·standar air olahan yang diinginkan,
·kemampuan pembiayaan

Tabel Contoh Beberapa Pilihan Pengolahan Air Buangan
Pre-treament
Primary Treament
Secondary treatment
Tetiary Treatment

Kimia
Fisik
Penghilangan oraganik terlarut dan unsur koloid
Penghilangan padatan tersuspensi

Screening
dan Grit
Removal

Netrali
-sasi

Flotasi
Lumpur aktif
Pengen-
dapan

Koagulasi,
Sedimentasi

Equalization
dan Storage

Koagu
-lasi

Sedimen
-tasi

Stabilisasi
kontak


Filtrasi
Oil Separation
Hidro-
lisis


Trickling
Filter
Kolam aerasi
Ozonation


Trickling
Filter
Kolam aerasi
Ozonation


2.     Segi Dampak Sosial Ekonominya Pembanguna Perhotelan

Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Industri pariwisata menghasilkan manfaat ekonomi yang besar baik bagi Negara tuan rumah, maupun Negara asal para turis. Salah satu motivasi utama sebuah Negara mempromosikan dirinya sebagai Negara dengan tujuan wisata adalah timbul kemajuan dalam ekonomi, terutama bagi Negara-negara berkembang. Bersamaan dengan dampak lainnya, peningkatan ekonomi yang begitu pesat juga terjadi dengan berbagai keuntungan dan kerugian. Dapak besar pariwisata terlihat dari data World Tourism Organization, pada tahun 2000, 698 juta orang melakukan perjalanan ke luar negeri dan menghabiskan lebih dari 478 juta US dollar. Gabungan dari pendapatan pariwisata internasioanl dengan pendapatan transportasi maka menghasilkan lebih dari 575 juta US dollar, yang membuat pariwisata menjadi penghasil ekspor terbesar di dunia diikuti oleh produk otomotif, bahan kimia, minyak bumi, dan makanan. Namun, banyak kerugian tersembunyi dari pariwisata yaitu, adanya dampakdampak pada ekonomi yang tidak diharapkan oleh penduduk setempat. Seringkali keuntungan pariwisata sebuah Negara maju lebih tinggi dari Negara berkembang. Padahal Negara berkembang lebih membutuhkan pendapatan tambahan, pekerjaan, dan peningkatan standar hidup lewat pariwisata. Berdasarkan kenyataan tersebut, berbagai alasan muncul antara lain, karena adanya transfer besar-besaran pendapatan pariwisata dari Negara tuan rumah, kemudian kurang diperhatikannya bisnis dan produk dalam negeri.

Dampak Positifnya
1.      Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour guide, waiter, bell boy, dan lain-lain.
2.      Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.
3.      Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing (foreign exchange).
4.      Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan, penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.
5.      Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.
6.      Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restaurant. Contohnya, wisatawan yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar dan makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan akan bertambah.

Sumber:
2.    Pekerjaan Penentuan Standard Kualitas Air Limbah Yang Boleh Masuk Ke Dalam Sistem Sewerage PD PAL JAYA”, Dwikarasa Envacotama-PD PAL JAYA, 1995.
3. http://mahasiswapariwisatambp2adyangga.blogspot.co.id/2015/05/dampak-pariwisata-terhadap-perekonomian.html
 

Komentar

Postingan Populer