Definisi Maintenance dan Repairs dalam Lingkungan Pabrik.

1. DEFINISI :
1.1 Departemen ialah suatu bagian yang memiliki tugas spesifik dari suatu organisasi yang lebih besar. Bisa kita artikan departemen ada organisasi yang menaungi tugas khusus didalam suatu divisi. Istilah departemen ini biasa digunakan oleh kementrian dalam suatu pemerintahan negara, bagian  dari suatu perusahaan atau jurusan pada perguruan tinggi.
1.2  Maintenance (Pemeliharaan) adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga alat-alat atau mesin pada pabrik atau perusahaan agar dapat berjalan dalam keadaan yang baik, tidak terjadi nya kesalahan pada saat proses kerja. Maintenance ini bisa dikatakan merawat atau memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat berjalan dengan efektif tanpa terjadinya kerusakan yang berat.
1.3  Repair adalah kegiatan mengganti atau memperbaiki peralatan yang rusak agar dapat berjalan dengan baik, dan dapat beroprasi kembali sesuai dengan keadaan awal sebelum mengalami kerusakan.

2. JENIS-JENIS MAINTENCE :
1. Perawatan Terencana (Planned Maintenance)
Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari. Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan corrective maintenance.
1. Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Perawatan tidak terencana ini membahas mengenai perawatan darurat dimana perawatan ini merupakan salah satu cara perawatan yang tidak direncanakan sebelumnya sehingga biasanya hal ini dilakukan saat mesin atau peralatan tersebut mengalami kegagalan atau kerusakan yang tidak terduga dan harus segera diperbaiki untuk mencegah akibat yang lebih serius lagi. Salah satu contoh perawatan tidak

terencana adalah emergency maintenance. Emergency maintenance adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.



3. Istilah yang digunakan dalam Maintenance :
Ø  Availability:
Perioda waktu dimana alat atau fasilitas dalam keadaan siap untuk dipakai atau dioperasikan.
Ø  Down Time:
Perioda waktu dimana alat atau fasilitas dalam keadaan tidak dapat dipakai atau dioperasikan.
Ø  Break Down Maintenance:
Pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu alat atau fasilitas yang diduga telah mengalami kerusakan.
Ø  Overhaul:
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau sebagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang di terima.

Ø  SIX BIG LOSSES :
1.      Breakdown (Down Time Loss), mahluk ini bisa berupa tooling failures, unplanned maintenance, general breakdowns, equipment failures, dan sejenisnya.
2.      Setup and Adjustment (Down Time Loss), yang termasuk kelompok ini di antaranya setup/ changeover, material shortages, operator shortages, major adjustment dan warm-up time. Intinya, masalah ini muncul karena adanya waktu yang “tercuri” saat setup atau changeover.
3.      Small Stops (Speed Loss), yang mendaftar dalam gerombolan ini di antaranya obstructed product flows, component jams, misfeed, sensor blocked, delivery blocked dan cleaning. indikator masalah ini adalah berhentinya mesin tidak lebih dari lima menit dan tidak membutuhkan personel maintenance.
4.      Reduced Speed (Speed Loss), yang termasuk dalam deretan ini di antaranya adalah rough running, under nameplate capacity, under design capacity, equipment wear dan operator inefficiency. Biang keladi munculnya masalah ini karena kecepatan proses berada di luar batas toleransi nameplate capacity.
5.      Start-up Reject (Quality Loss), yang terdaftar dalam group ini di antaranya scrap, rework, in-process damage, in-process expiration dan incorrect assemblyReject ini biasanya terjadi proses warm-up dan bisa juga karena disebabkan oleh kekeliruan set-up mesin.
6.      Production Rejects (Quality Loss), yakni reject yang terjadi selama proses produksi.



4. Keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya Maintenance and Repair adalah sebagai berikut :
  1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
  2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar,
  3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan,
  4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
  5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan,
  6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.

Sumber :


Komentar

Postingan Populer